Air Bah - Cerita Rakyat Wandamen

BANJIR AIR BAH DI WANDAMEN
(Versi Wandamen)



Pada suatu ketika hiduplah seorang wanita muda bernama Indorani. Hidupnya sederhana dan, ia hamil sebelum bersuami.Pada suatu hari yang indah, ketika burung-burung sedang berkicau, indorani melahirkan seorang bayi laki-laki yang amat tampan dan menamakannya Manawasi.
Pada hari yang ketiga, langit menjadi sangat gelap dan guntur menggelar. Awan-awan berkumpul dan dimana-mana sangat gelap. Gelegar guntur terdengar dan seluruh bumi gelap, hujanpun turun.dengan derasnya. Sungai-sungai meluap dan air naik dengan begitu cepatnya Orang-orang berbondong-bondong naik ke tempat yang lebih tinggi. Banyak korban karena air yang mengganas itu.
Di daerah yang paling tinggi ada pohon raksasa yang berdiri kokoh. Pohon ini lebih tinggi daripada air bah. Di pohon inilah Indorani dan dua orang temannya bergantung dan selamat. Satu temannya adalah burung cenderawasih dan satunya lagi adalah roh hidup yang berbentuk seekor burung besar yang tidak ada namanya. Burung Cenderawasih dengan setia menolong Indorani dan mengambilkannya makanan dan air minum. Burung yang besar itu melindunginya dari hujan dan angin ribut.
Setelah 40 hari dan 40 malam, matahari mulai menyinari daerah sekeliling yang menakutkan itu. Matahari bersinar terang dan angin mulai meniup ke seluruh penjuru dunia. Air bah itu menurun dan sedikit demi sedikit tanah di bawah pohon raksasa itu menjadi kering. Daerah ini disebut Sobiar. Indorani hamil lagi untuk yang kedua kalinya. Ketika waktunya hendak melahirkan, dia turun dari pohon. Di bawah pohon yang aman itu, dia melahirkan anaknya yang diberi nama Surui.
Dekat tempat itu ada sebuah gunung bernama Orbuan atau gunung Karang. Di gunung ini sebuah kapal besar bernama Waipori mendarat ketika air bah turun. Di kapal itu bekerja Tubopi dan istrinya Wisopi. Mereka mempunyai tiga anak laki-laki yang sudah menikah dan berkeluarga.
Ketika air bah berhenti, mereka semua keluar dengan banyak pasangan binatang yang juga berada di kapal itu. Kapal itu juga mebawa banyak makanan untuk setiap binatang dan manusia. Ketika mereka meninggalkan kapal itu, mereka sangat ribut sehingga terdengar oleh Indorani. Tubopi bersukacita melihat Indorani dan memintanya tinggal dengan mereka. Indorani menerima tawaran itu dan menjadi bagian dari keluarganya. Mereka hidup damai dan sentosa selama-lamanya.
West Papuan
Ayah dari dua anak, menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter