BURUNG CENDERAWASIH
DAN BURUNG PERO-PERO
(VERSI: WAROPEN BAWAH)
Pada suatu hari burung Cenderawasih dan burung Pero-pero sedang asyik bermain-main di atas ranting-ranting pohon. Kedua burung itu bersahabat karib. Sebenarnya burung Cenderawasih tidak memiliki bulu dan warna seindah sekarang ini. Keindahan itu hanya dimiliki oleh burung Pero-pero.
Suatu saat ketika alam sangat cerah dan laut menjadi teduh, Cenderawasih dan Pero-pero bermain-main di pesisir pantai. Kemudian kedua burung ini terbang mengikuti angin sampai mereka tiba di pesisir pantai. Ketika mereka berdua tiba dan sedang asyik bermain-main tiba-tiba timbul timbul niat jahat burung burung Cenderawasih.
Burung Cenderawasih berniat untuk mengambil dan memiliki semua keindahan dari bulu yang dimiliki oleh Pero-pero. Setelah merencanakan dengan matang, ia pun mulai bekerja. Cenderawasih berkata kepada Pero-pero, “Sahabatku Pero-pero apakah kamu tidak merasa lelah ?” karena lama bermain, Pero-pero menjadi lelah dan ia pun mengaku bahwa ia merasa sangat lelah. Pero-pero tidak berpikir tentang apa yang sudah dipikirkan Cenderawasih.
Setelah mendengar jawaban dari Pero-pero, maka Cenderawasih mengajak dan membujuk Pero-pero. Katanya: “ Sahabatku karena kau telah lelah aku akan mengelus tubuhmu agar dapat tidur sejenak, dan bila kau telah kuat kembali kita berdua akan kembali ke sarang kita di hutan. Disaat Pero-pero tertidur, maka Cenderawasih mulai mencabut bulunya satu persatu sampai habis dan menggantinya dengan bulunya yang hanya berwarna coklat. Lalu Cenderawasih terbang meninggalkan Pero-pero sendiri.
Ketika menjelang senja Pero-pero bangun dan dilihatnya segala sesuatu telah terjadi. Akhirnya dia menjadi sedih dan menyesali apa yang menimpa dirinya. Lalu dengan penuh kesedihan dan penyesalan ia terbang kembali ke hutan.Pero-pero merasa malu dan tidak kembali ke sarangnya, dan hanya mengembara di hutan-hutan rimba yang jauh dari keramaian.
Suatu saat ketika alam sangat cerah dan laut menjadi teduh, Cenderawasih dan Pero-pero bermain-main di pesisir pantai. Kemudian kedua burung ini terbang mengikuti angin sampai mereka tiba di pesisir pantai. Ketika mereka berdua tiba dan sedang asyik bermain-main tiba-tiba timbul timbul niat jahat burung burung Cenderawasih.
Burung Cenderawasih berniat untuk mengambil dan memiliki semua keindahan dari bulu yang dimiliki oleh Pero-pero. Setelah merencanakan dengan matang, ia pun mulai bekerja. Cenderawasih berkata kepada Pero-pero, “Sahabatku Pero-pero apakah kamu tidak merasa lelah ?” karena lama bermain, Pero-pero menjadi lelah dan ia pun mengaku bahwa ia merasa sangat lelah. Pero-pero tidak berpikir tentang apa yang sudah dipikirkan Cenderawasih.
Setelah mendengar jawaban dari Pero-pero, maka Cenderawasih mengajak dan membujuk Pero-pero. Katanya: “ Sahabatku karena kau telah lelah aku akan mengelus tubuhmu agar dapat tidur sejenak, dan bila kau telah kuat kembali kita berdua akan kembali ke sarang kita di hutan. Disaat Pero-pero tertidur, maka Cenderawasih mulai mencabut bulunya satu persatu sampai habis dan menggantinya dengan bulunya yang hanya berwarna coklat. Lalu Cenderawasih terbang meninggalkan Pero-pero sendiri.
Ketika menjelang senja Pero-pero bangun dan dilihatnya segala sesuatu telah terjadi. Akhirnya dia menjadi sedih dan menyesali apa yang menimpa dirinya. Lalu dengan penuh kesedihan dan penyesalan ia terbang kembali ke hutan.Pero-pero merasa malu dan tidak kembali ke sarangnya, dan hanya mengembara di hutan-hutan rimba yang jauh dari keramaian.
Posting Komentar
Posting Komentar