LIMA ANAK BERKEPALA BULAN
(Versi Wandamen)
Pada suatu ketika dua orang wanita bersaudara duduk dan saling mencari kutu. Salah satunya berkata, “Saya yakin kami akan tinggal di sini sampai saya melahirkan lima orang anak kembar.
Kemudian yang satunya lagi berkata, “Saya yakin akan melahirkan lima orang anak kembar tetapi kepala mereka akan bercahaya seperti bulan”.
Saat itu seorang anak kecil sedang bermain-main dekat rumah mereka dan mendengar percakapan kedua bersaudara itu. Anak itu pergi ke rumah raja dan memberitahukan semuanya, katanya “ Raja saya bertemu dua orang wanita bersaudara, yang berkata,” Saya yakin saya akan melahirkan lima orang anak kembar”. Kemudian yang satunya lagi berkata, “ saya yakin saya akan melahirkan lima orang anak kembar tetapi kepala mereka akan bersinar seperti bulan”. Lalu raja menyuruh anak itu, katanya, “ Kalau hal itu benar, pergi dan minta dua orang bersaudara itu datang kemari”. Maka anak itu pergi dan memanggil keduanya dan mereka datang kepada raja.
Raja berbicara dan berkata kepada salah satunya, “saya akan kawin dengan engkau karena katanya engkau ingin melahirkan lima orang anak kembar dan kepala mereka bersinar seperti bulan”.
Dengan demikian wanita itu tinggal di sana dan raja menidurinya. Istri raja juga tinggal di sana.mereka bertiga tinggal bersama sampai raja Had Counted His Subjects. Raja berkata kepada istrinya, “Tinggallah di sini sampai wanita ini melahirkan kemudian lihatlah kalau dia melahirkan lima orang anak kembar yang kepalanya bersinar seperti bulan”.
Raja pergi dan meninggalkan kedua wanita itu sampai wanita yang satu melahirkan. Namun, istri raja dan pembantunya mengambil kain dan menutup mata wanita itu. Akibatnya, dia hanya bisa menghitung anak-anak yang dilahirkannya, tetapi tidak melihatnya. Dia menghitung anaknya, pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. Kemudian istri raja dan pembantunya mengambil sebatang kayu dan mengisi kelima anak bayi itu dan membuangnya ke laut.
Raja kembali ke rumah dan menanyakan anak-anaknya. Istrinya dan pembantunya menjawab, “Dia menipu kami mengenai anak-anak itu. Itu hanya anak-anak kucing”. Akan tetapi wanita itu berkata, Tidak! saya melahirkan lima orang anak kembar seperti yang sudah saya katakan”. Sekali lagi istri raja dan pembantunya berkata bahwa wanita itu menipu raja. Namun wanita itu berkata “Tidak! Saya menghitung bayi-bayi itu dan ada lima orang. Saya melahirkan mereka dan menghitungnya, walaupun kamu menutup mata saya dan menghalangi saya untuk melihatnya. Suatu hari sesudah itu, seorang wanita tua pergi ke tepi laut untuk mengambil air masin.
Dia melihat kayu itu terapung-apung tanpa tujuan di atas permukaan air dan dia mengambilnya lalu membawanya ke tepi sungai. Kemudian dia pergi menemui suaminya dan memanggilnya. Katanya, “Mari ! Mari kita bawa kayu yang berisi kain ini ke darat”. Mereka pergi ke tepian dan menarik kayu itu ke darat. Suaminya mengambil parangnya untuk membukakan kayu itu. Akan tetapi, anak-anak di dalam kayu itu berkata, kakek,engkau hampir memotong kami”, lalu orang tua itu berkata, “Siapa yang berbicara dari dalam ?” kata istrinya, tidak ada orang di dalamnya, jadi dia memukul kayu itu lagi. Sekali lagi seorang anak berkata, ”kakek, engkau hampir memotong kami !” maka orang tua itu menarik kapaknya dan membelah salah satu bagian kayu itu. Ketika menengok kedalam, dia melihat kelima anak itu dengan kepala mereka yang bersinar seperti bulan.
Maka kedua orang tua itu membelah dan membuka kayu itu. Mereka lalu membawa pulang kelima anak itu dan membesarkannya sendiri. Ketika mereka telah besar, salah satunya datang dan berkata, “Bapak, kasihan, saya mau pergi mencari kerja. Kasihan kamu berdua sudah tua dan kami ini banyak. Oleh sebab itu, kamu berdua tidak bisa memelihara kami dengan baik”.
Namun orang tua itu berkata, “jangan ! jangan pergi, kamu bisa dibunuh orang”, akan tetapi anak itu berkata, “Tidak, saya pergi saja”. Lalu anak itu pergi dan berjalan. Dalam perjalanan dia bertemu dengan beberapa anak sedang bermain judi. Dia bertanya kepada mereka, “Bolehkah saya bermain dengan kamu?” Mereka tidak mau, tetapi pada hari berikutnya ia datang lagi dan mereka membolehkannya bermain. Mereka bermain dan dia memenangkan semua uang mereka dan membawanya pulang kepada orang tua itu. Dia berkata lagi kepada orang tua itu, “Kakek, saya mau pergi”, maka dia pergi lagi, bermain dengan anak-anak itu dan memenangkan semua uang mereka.
Hal ini membuat anak-anak yang sedang bermain judi itu pergi menghadap raja dan berkata, “Raja, seorang anak lain datang dan bermain dengan kami, dan memenangkan semua uang kami. Kepalanya tertutup dengan kain”, maka raja berkata kepadanya, katakan kepada dia untuk datang besok dan bermain dengan saya”. Anak-anak itu lalu pergi dan mengatakan kepadanya apa yang dimintakan raja. Orang tua angkatnya tidak mau dia pergi, tetapi anak itu berkata,”Kakek, saya tidak akan pergi kalau bukan raja yang memanggil”, maka anak itu pergi kepada raja dan mereka bermain judi. Mereka bermain sampai ia menghabiskan uang raja. Raja berkata “Datang lagi besok”.
Maka hari berikutnya anak itu pergi dan bermain sampai dia menghabiskan lagi semua uang raja. Pada hari yang ketiga, dia datang lagi, mereka minum dan bermain. Raja sadar bahwa anak itu akan menghabiskan uangnya lagi. Namun untuk mengetahui siapa sebenarnya anak itu, raja memberikannya minum-minuman beralkohol. Mereka mabuk dan anak itu tertidur. Ketida sedang tidur, raja membuka kain penutup kepalanya dan melihat ada sinar di kepalanya. Raja berkata” Anak ini adalah anakku!”.
Ketika anak itu sadar,raja bertanya kepadanya, “Engkau anak siapa ?” jawab anak itu, “Ketika ibu kami melahirkan kami berlima, dia ditipu, kami dibawa dan diletakkan di dalam sebatang kayu dan ditenggelamkan kelaut. Kami terapung-apung tanpa arah.
Kemudian seorang wanita tua menemukan kami, dan dia serta suaminya membawa kami ke darat dan membesarkan kami. Sayangnya, karena kami banyak, saya mohon diri untuk pergi dan mencari kerja. Saya ingin menolong kedua orang tua itu”.
Lalu raja berkata, inilah soalnya. Pergi dan panggil saudara-saudaramu ke sini”, maka pada hari berikutnya dia membawa saudara-saudaranya dan kedua orang tua itu kepada raja. Kemudian raja mengumpulkan semua raja-raja lain dan membuat pesta besar. Setelah itu, rumahnya diberikannya kepada anak-anak itu, mereka tinggal dan anak yang lahir pertama menjadi raja menggantikannya. Mereka hidup bersama-sama termasuk kedua orang tua itu.
Sebelum itu, ibu mereka telah dibunuh karena raja merasa dibohongi olehnya. Tubuh ibunya diletakkan di atas atap rumahnya. Anak (yang sudah menjadi raja) melihatnya dan bertanya, “Apa yang diletakkan di atas atap rumah itu ?” Kata raja, tubuh orang”, anak itu berkata, “Kalau begitu berikan kepada saya dan saya akan menjaganya” Maka anak itu mengambil tubuh ibunya itu dan melatakkan di bawah tempat tidurnya di atas sebuah piring besar dan berkata, “Barang ini tidak boleh diambil !” Lalu tinggallah tubuh itu di sana sampai tubuh itu hidup kembali sebagai ibunya. Lalu ia berkata kepada raja, sayangnya, mereka membunuh ibu kami, tetapi sekarang dia telah hidup kembali dan menjadi manusia dan tinggal bersama kami”. Lalu raja menyuruh membawa wanita itu kepadanya dan mereka tinggal lagi bersama-sama selama-lamanya.
Posting Komentar
Posting Komentar