SUMINA
(KELELAWAR)
Makki, Jayawijaya
Di Jayawijaya setiap tahun pada bulan Juni-Juli musim panen buah Padang. Dalam setiap tahun, pada waktu musim buah padang setiap kelompok keluar atau pergi ke hutan utnuk membuat rumah atau tenda untuk tempat tinggal mereka hanya untuk selama mereka mengumpulkan buah padang. Pada waktu mereka mengumpulkan buah padang lebih dari dua bulan. Selama mereka di hutan selain mengumpulkan buah padang juga mereka berburu pada sore hari sekitar jam setengah lima sampai enam sore. Dan pada siang hari waktu mereka mencari buah padang apabila mereka mendapat jalan tikus di hutan besar, mereka buat panggung satu meter jaraknya lalu hamburkan makanan tikus besar yaitu susu buah padang di tanah. Panggung yang dibuat itu tingginya sekitar dua setengah meter. Jadi sorenya sekitar jam setengah lima datang jaga disekitar panggung itu.
Menurut cerita nenek moyang pada jaman dahulu kala tibalah musim buah padang, pergilah satu rombongan besar ke hutan lalu beberapa minggu mereka mengumpulkan buah padang di hutan. Karena kebiasaan mereka pada waktu mengumpulkan buah padang, pada setiap sore jam setengah lima keluar berburu di hutan. Pada suatu hari seorang bapak pergi ke tempat dimana ia membuat panggung pada siang hari. Sampai di tempat itu ia menjaga tikus hutan datang makan susu buah padang yang dihambur pada siang hari itu. Kira-kira pada pukul enam sore kadang kala terdengar suara anak kecil yang menangis. Lama kelamaan suara tangisan anak kecil itu telah dekat. Sampai di dekat itu kata ibu kepada anaknya jangan menagis supaya kita cepat pergi untuk menginformasikan kepada om-om karena besok pagi musuh mereka mau datang menyerang di hutan ini. Jadi kita cepat-cepat pergi menginformasikan kepada om-om supaya pada malam ini juga segera pindah dari tempat penginapan mereka. Ibu itu dengan anaknya datang sampai didekat bapak yang sedang menjaga di atas panggung itu, tiba-tiba telah menjadi burung kelelawar (Sumina), lalu berteriak mengelilingi dia. Takutlah seorang bapak itu karena ia sendiri mendengarkan suara manusia tetapi tiba-tiba berubah menjadi kelelawar. Sempat juga bapak itu mendengar bahwa : besok pagi jam lima subuh akan diserang oleh musuh. Dengan ketakutan ia meninggalkan panggungnya dan larilah pulang ke rumahnya. Sampai di rumah ia bertanya kepada saudara-saudaranya, apakah kamu dikunjungi Sumina di rumah ini atau tidak? Jawab mereka : Ya, kami juga dikunjungi Sumina. Bapak itu menceritakan apa yang ia alami dan ia dengar kata-kata dari Sumina itu. Setelah ia menceritakan semua ia mengajak saudara-saudaranya untuk segera meninggalkan tempat ini dan mencari tempat lain. tetapi jawab saudara-saudaranya : Kami tidak percaya kata-katamu itu. Dan kata mereka pula ditempat ini lebih jauh dari kampung mana mungkin musuh datang pagi-pagi subuh datang yang jauh begini? Itu hanya burung kelelawar biasa, jangan takut. Tetapi seorang bapak yang mendengar suara itu ia mengangkat barang-barangnya seprti kapak, parang, panah dan anaknya serta api lalu melarikan diri dari rumah itu pergi di bawah sebuah pohon yang besar.
Pagi-pagi subuh terdengarlah suara orang minta tolong. Orang-orang yang ditinggalkan itu semua dibunuh habis. Dan rumahnya dibakar pula. Tetapi seorang bapak yang mendengar dan mematuhi suara kelelawar itu telah selamat dengan anaknya.
Menurut cerita nenek moyang pada jaman dahulu kala tibalah musim buah padang, pergilah satu rombongan besar ke hutan lalu beberapa minggu mereka mengumpulkan buah padang di hutan. Karena kebiasaan mereka pada waktu mengumpulkan buah padang, pada setiap sore jam setengah lima keluar berburu di hutan. Pada suatu hari seorang bapak pergi ke tempat dimana ia membuat panggung pada siang hari. Sampai di tempat itu ia menjaga tikus hutan datang makan susu buah padang yang dihambur pada siang hari itu. Kira-kira pada pukul enam sore kadang kala terdengar suara anak kecil yang menangis. Lama kelamaan suara tangisan anak kecil itu telah dekat. Sampai di dekat itu kata ibu kepada anaknya jangan menagis supaya kita cepat pergi untuk menginformasikan kepada om-om karena besok pagi musuh mereka mau datang menyerang di hutan ini. Jadi kita cepat-cepat pergi menginformasikan kepada om-om supaya pada malam ini juga segera pindah dari tempat penginapan mereka. Ibu itu dengan anaknya datang sampai didekat bapak yang sedang menjaga di atas panggung itu, tiba-tiba telah menjadi burung kelelawar (Sumina), lalu berteriak mengelilingi dia. Takutlah seorang bapak itu karena ia sendiri mendengarkan suara manusia tetapi tiba-tiba berubah menjadi kelelawar. Sempat juga bapak itu mendengar bahwa : besok pagi jam lima subuh akan diserang oleh musuh. Dengan ketakutan ia meninggalkan panggungnya dan larilah pulang ke rumahnya. Sampai di rumah ia bertanya kepada saudara-saudaranya, apakah kamu dikunjungi Sumina di rumah ini atau tidak? Jawab mereka : Ya, kami juga dikunjungi Sumina. Bapak itu menceritakan apa yang ia alami dan ia dengar kata-kata dari Sumina itu. Setelah ia menceritakan semua ia mengajak saudara-saudaranya untuk segera meninggalkan tempat ini dan mencari tempat lain. tetapi jawab saudara-saudaranya : Kami tidak percaya kata-katamu itu. Dan kata mereka pula ditempat ini lebih jauh dari kampung mana mungkin musuh datang pagi-pagi subuh datang yang jauh begini? Itu hanya burung kelelawar biasa, jangan takut. Tetapi seorang bapak yang mendengar suara itu ia mengangkat barang-barangnya seprti kapak, parang, panah dan anaknya serta api lalu melarikan diri dari rumah itu pergi di bawah sebuah pohon yang besar.
Pagi-pagi subuh terdengarlah suara orang minta tolong. Orang-orang yang ditinggalkan itu semua dibunuh habis. Dan rumahnya dibakar pula. Tetapi seorang bapak yang mendengar dan mematuhi suara kelelawar itu telah selamat dengan anaknya.
Posting Komentar
Posting Komentar