SIWAY DAN MAFIF
(Versi Aifat)
SIWAY DAN MAFIF
(Versi Aifat)
Pada jaman dahulu hiduplah dua orang bersaudara masing-masing bernama Siway dan Mafif. Pada suatu hari Mafif bekerja di kebun yang letaknya tidak jauh dari rumah sedangkang Siway pergi berburu. Ketika pulang berburu dilihatnya hasil kerja Mafif memasang pagar di kebun. Menyaksikan hasil kerja Siway, Mafif menjadi marah dan berkata, “Telah berjam-jam engkau bekerja di kebun namun hingga sore begini pekerjaanmu belum juga selesai. Lihatlah diriku dengan sebentar masuk ke dalam hutan saja sudah mendapatkan hasil buruan. Andaikan diriku seperti dirumu aku tidak perlu bersusah-susah bersihkan, buang kayu, serta pacul tanah, namun cukup dengan bersabda saja maka semuanya akan terjadi dan lengkap sesuai dengan permintaan.
Keesokan harinya mereka berdua sama-sama berburu. Dalam perjalanan Mafif melihat pohon kering yang berlubang di tengah-tengahnya. Timbullah pikiran jahat untuk balas dendam atas kata-kata penghinaan dari Siway. Maka dedesaklah Siway untuk masuk lubang pohon tersebut karena ada kus-kus didalamnya. Tanpa berfikir lagi Siway memanjat pohon itu dan ketika naik ia terpeleset dan jatuh dalam lubang pohon itu. Mafif tampak gembira karena rencana pembunuhan berhasil. Ia pun pulang ke rumah sedangkan Siway tetap tinggal di dalam lubang kayu.
Pada suatu ketika ulat datang menggitnya, dan kerena sakit maka ia morontak sehingga pohon kering itu patah dan rubuh. Siway pun keluar dari lubang tersebut dan berjalan pulang. Dalam perjalanan pulang ia mulai mengatur siasat untuk membalas dendam pada Mafif. Dalam pikiran Mafif, Siway telah meninggal dunia. Ia telah mempersiapkan segala sesuatu untuk membunuh Mafif. Ia tiba di kampung tempat tinggalnya hari telah gelap dan tampalah Mafif di pinggir api, maka engan diam-diam Siway naik tangga rumah dan menombak Mafif dan Mafif pun meninggal seketika.
Lewat beberapa jam datanglah hujan deras, angin serta guntur yang dahsyat di kampung itu. Siway menyadari bahwa ia telah bersalah sehingga datang kutukan baginya. Iapun berkemas cepat-cepat dengan maksud pindah ke kampung sebelah. Dalam keadaan yang berbahaya Siway berjalan menuju kali untuk mengambil perahu. Ia pun pergi dengan perahu. Perahu yang dipakainya diombang-ambingkan oleh angin dan banjir yang semakin lama semakin besar. Siway berusaha untuk menyelamatkan dirinya namun sia-sia dan ia meninggal di telan banjir.