Ebeu dan Naangga - Versi Sentani, Jayapura

EBEU DAN NAANGGA
Ver. Jayapura



Dahulu di pulau Atamala, ada dua jenis hewan yang bernama Ebeu (kura-kura) dan yang satunya bernama Naangga (tikus air). Keduanya hidup di Yabehei. Pada suatu hari mereka pergi mencari fale (bia). Sementara mendayung menemukan sebutir ho(kelapa) yang terpung di atas air. Mereka mengambilnya dan mereka melanjutkan mencari fele di Yebeiyomo. Sesampainya di sana Ebeu langsung melompat ke dalam air mencari fele.
Sementara Ebeu menyelam Naangga mengambil kelapa itu dan membelahnya, Tetapi Ebeu yang ada dalam air mendengaranya ada yang membelah kelapa. Ebeu keluar dari dalam air dan bertanya, “ Nangga, saya mendengar orang membelah kelapa ?” Nangga menjawaab “Bukan, itu suara kayu yang menambrak kayu !”Seleah menjawab demikian Nangga menyuruh Ebeu menyelamdan memcari fele lagi.
Ebeu menyelam ke dalam air tetapi sekali lagi ia mendengar sesorang membelah kelapa lalu ia muncul ke permukaan air dan bertanya lagi, : Nangga saya mendengar menggeruk dan memakan kelapa ?” Naangga menjawaab “ Tidaak ! Saya sudah bilang itu suara perahu yang menabrak kayu, lebih baik engkau menyelam dan mencari fele lebih banyak lagi agar kita segera pulang !”
Ebeu kambali menyelam mencari fele lagi, ia mendengar lagi orang membelah kelapa untuk ketiga kalinya. Ia muncul ke permukaan lagi dan bertanya pada Naanga. “ Saya mendengar ada orang menggeruk kelapa !” Naangga menjawab “ Bukan ! Itu adalah bunyi gesekan bunyi perahu dan kayu”.
Ebeu menyelam yang keempat kalinya. Sementara itu Naanga sambil memakan kelapanya sampai habis, lalu ia menyususn sabut kelapa itu seperti masih utuh. Kemudian ia mengajak Ebeu pulang. Di rumah mereka memasak fele yang didapatkannya. Sambil makan Ebeu berkata pada Naangga “ Kupaslah kelapa yang kita temukan tadi untuk dimakan bersama !” Naangga berkata “ Lebih baik kamu saja yang mengupasnya !” Ebeu pun setuju , namun betpa terkejutnya setelah mengetahui kelapanya sudah tidak ada isinya dan tinggal kulitnya saja. Ia berkata pada Naangga dengan penuh curiga “ Kenapa kelapa ini tidak ada isinya ?” Naangga menjawab“ Tidak! Saya tidak memakannya ! Mungkin orang lain yang telah memakannya dan membuang kulitnya ke dalam air dan kita temukan.
Namun Ebeubahwa temannya itu berkata bohong. Lalu ia berkata pada Naangga “ Jika memang demikian kita tidak dapat lagi menjadi sahabat. Engkau terlalu rakus dan berjalan cepat dan mencari makan. Saya berjalan terlalu lamban.
Akhirnya kedua sahabat yang telah bersama-sama sekian lama terpisah karena ketidak jujuran yang menyebabkan permusuhan.
West Papuan
Ayah dari dua anak, menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter