Cerita Rakyat Ayamaru - Terjadinya Sungai Wewain

TERJADINYA SUNGAI SEWAIN
(Versi Ayamaru)


Suatu ketika seorang bapak pergi mengambil ulat kayu di Sewain bersama kelima anaknya. Setelah mengambil ulat kayu mereka menghitung dan membungkusnya dengan daun. Kelima anak itu menghitung dan membagi ulat kayu dengan perincian bahwa setiap ulat untuk saya, untuk mama, untuk kakak, untuk adik, untuk anjing dan untuk babi.

Mendengar hal itu marahlah mata air dan tiba-tiba terjadi hujan lebat dan banjir sehingga menutupi bapak beserta keluarganya. Bapak itu berusaha untuk menutupi dengan batu di tengah antara Rawaliot. Semua usaha ini gagal dan air melewatinya. Akhirnya ia menyerah dan air mengalir terus bermuara ke Segun, dari Segun bermuara ke Klamono dan akhirnya bermuara ke laut.

Melihat kenyataan demikian, maka bapak itu mengambil keputusan untuk pulang dan memperhatikan air itu.Pada suatu hari ia pergi melihat segerunya dan ternyata dia melihat banyak ikan yang bermain-main hingga ke tepi sungai. Setelah ia memanjat pohon enau untuk mengambil tuaknya, ia berniat untuk menangkap ikan. Bapak itu langsung mengambil keputusan untuk mengail dan ternyata hanya mendapatkan seekor saja. Melihat hal itu iapun mengambil keputusan untuk menggunakan akar tuba. Ia mengambil akar tuba sebanyak dua tumpuk dengan perincian masing-masing tumpuk terdiri dari sepuluh ikat. 

Setelah itu pergi menengok sagerunya. Ternyata ada seekor ikan besar yang mengambil dan meminumnya, kemudian menjanjikan bahwa, kamu tunggu saya, saya pergi dan kamu mulai meracuni air pada siang hari. Diperkirakan sekitar jam dua siang agar air panas dan banyak ikan yang mati. 

Dia bersama ikan pergi dan tinggal di dalam air. Berdua tinggal ternyata mendengar orang-orang mengucapkan mantera dari air. Mantera tersebut berbuyi; “Wooo mat yoman yomon twio wooo, faket twioo twiooo twiooo tsiooo wooo….” (matera ini diucapkan untuk menarik banyak ikan berkumpul di sungai agar diberi tuba hingga banyak ikan yang didapat). Dengan demikian setiap saat membunuh ijkan dengan akar tuba, mereka pun membuat sero di Sewain.

Seekor ikan sembilan yang besar tidur di Sewain. Tinggal di dalam air dan naik mengambil sageru dari orang itu dan diminumnya. Orang itu datang melihat sagerunya kosong dan menanyakan bahwa siapa yang mencuri sagerunya. Kemudian iapun mengatur siasat untk menangkapnya.

Seteah bersembunyi dan berjaga-jaga, ternyata seekor ikan besar yang naik dari dalam air. Setelah naik orang itu menangkapnya dan kemudian diikat, selanjutnya dimarahinya. Ikan tersebut meminta maaf kepada orang itu, dan kemudian mengajaknya untuk mengikutinya. Orang itupun bersedia mengikuti kemauan ikan itu. Mereka berdua turun ke dalam air dan tidur didalamnya. Ikan mengatakan pada orang itu agar bermalam dengan dia di dalam air dan keesokan harinya baru mereka berunding untuk mengatur perjalanan dari orang itu. 

Ikan-ikan lain datang dan mengeetes orang itu dengan cara mencubit hidung, mata, telinga, kulit tubuhnya, serta mulutnya. Kemudian ikan tadi membawanya ke dalam air dan memberitahukan agar tetap tenang, mereka hanya mengetes saja. Selesai mengetes kemudian mereka pergi. 

Orang-orang telah selesai menuba air. Ikan mengajak orang itu untuk duduk saja. Sementara duduk ia mendengar bunyi mantera dari air yang sementara dinyanyikan. Mereka menahan mereka selama dua hari. Kemudian dia mendengar deru suara. 

Mereka menuba air itu. Dia mengatakan bahwa hari itu orang-orang menuba air itu, dan menamai mantera dair air. Adapun bunyi mantara dari air itu adalah “Wooo, mat yoman;yoman tiwooo, faket twiooo twiooo, tman twiooo wooo, twiou relewooo, twiouu rele…..”.

Mantara itu diucapakan para dukun untuk memancing ikan-ikan dan berkumpul di sungai dari berbagai penjuru, sehingga dengan mudah diberi akar tuba lalu mati dan dapat diambil. 

West Papuan
Ayah dari dua anak, menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi

Related Posts

Subscribe Our Newsletter