ASAL-USUL BURUNG KUNING
(Versi Marind)
Pada zaman dahulu ada sekelompok wanita yang hidup dan berdiam di suatu pulau yang bernama pulau Ikis (pulau sejarah) suku Marind Deg. Dalam sekelompok wanita itu ada empat wanita yang mempunyai peranan penting atau yang berkuasa. Keempat wanita ini sangat cantik dan dipandang sebagai bidadari yang mempunyai kuasa. Mereka masing-masing bernama Mohab, Wamb, Genu dan Ndoyan.
Para wanita atau kelompok wanita ini mereka mengadakan suatu kegiatan organisasi wanita dan ketrampilan. Kegiatan mereka adalah memebuat pakaian budaya dan alat perhiasan lainnya. Selain itu mereka juga bernyanyi, saat pagi dan petang hari tak lupa mereka melagukan lagu-lagu budaya seakan-seakan mereka memuji pada sang pencipta.
Suatu hari keempat wanita ini merencanakan untuk mencari makanan karena bahan makanan mereka sudah habis. Oleh karena itu mereka membagi tugas, yaitu ada yang pergi ke dusun, untuk pangkur sagu ada pula yang pergi berburu. Di situ tinggal empat wanita tersebut untuk menjaga rumah tempat kediaman mereka serta alat-alat budaya lainnya.
Tanpa mereka duga pada hari itu juga ada sekelompok pria yang masuk damn merampok hak dari wanita-wanita tersebut dan pada saat itu juga keempat wanita itupun lari dan bersembunyi di bawah pohon yang rimbun dahannya. Disitu mereka berdiam diri dengan hati yang sedih dan sambil menanti kawan-kawan lainnya pulang. Setelah tiba di pelabuhan Dopselam (tempat persinggahan) keempat wanita itu menceritakan kejadian yang menimpa mereka. Semuanya mendengar dan menerima dengan penuh kesedihan.
Para wanita tersebut akhirnya memutuskan untuk menggunakan atau memakai pakaian budaya dan perhiasan badan. Dengan kesedihan yang mendalam mereka menyanyikan lagu-lagu budaya sambil menari-nari dan akhirnya mereka menjadi burung kuning yang cantik dan indah yang terkenal di Papua.