Perceraian Makiwa Samur Dengan Siwerere Numur(Yapen Selatan)
Di langit bertaburan bintang-bintang yang tak terbilang banyaknya. Apabila fajar akan menyingsing terbitlah di sebelah timur sebuah bintang yang besar dan berkilauan. Bintang itu dalam bahasa daerah Yapen Selatan disebut Makiwa Samur. Sebaliknya ketika matahari terbenam di sebelah barat kelihatan pula sebuah bintang besar yang dalam bahasa daerah Yapen Selatan disebut Siwerere Numur.
Menurut ceritera, Makiwa Samur adalah seorang anak laki-laki dari Worai (Matahari) sedangkan Siwerere Numur adalah seorang anak perempuan dari Sembai (Bulan). Setelah kedua anak itu dewasa, merekapun kawin. Dari perkawinan mereka lahirlah tujuh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Bila langit tak berawan di malam hari ketujuh anak laki-laki dan ketujuh anak perempuan itu kelihatan dengan jelas. Tujuh bintang yang tergabung dalam satu kelompok adalah tujuh anak perempuan. Kelompok bintang ini disebut Wawini. Sedangkan di sebelahnya terdapat dua barisan yang masing-masing terdiri atas tiga buah bintang. Barisan pertama disebut Mambotaran (Nelayan) dan barisan yang berikutnya disebut Mantawe (Pemburu Binatang). Sedangkan bintang yang menyendiri dan berwarna merah disebut Mananapi (Pencuri).
Kelompok Mambotaran dan kelompok Mantawe sangat menyayangi saudara-saudaranya Wawini. Karena mereka adalah pemburu dan nelayan maka kelompok Wawini selalu mendapat kiriman daging dan ikan. Yang mendapat tugas mengantar makanan kepada kelompok Wawini adalah si Mananapi. Oleh karena sifat Mananapi adalah pencuri maka setiap makanan yang dikirim selalu diambilnya sebagian sehingga makanan yang dikirim tidak pernah sesuai dengan jumlah orangnya. Kiriman itu kadang-kadang enam bagian, kadang-kadang lima tumpuk dan pernah pula tiga tumpuk. Karena makanan yang dikirim tidak pernah sesuai dengan jumlah bintang timbullah kekhawatiran Wawini terhadap Mananapi. Pada suatu ketika pergilah kelompok Wawini ke kelompok Mambotaran dan kelompok Mantawe untuk mencari kebenaran jumlah kiriman. Setibanya di sana ditanyailah kedua kelompok itu. Kelompok Mambotaran dan Mantawe mengatakan bahwa setiap kali mereka mengirim makanan selalu lebih dari jumlah kelompok Wawini. Setelah diketahui perbuatan Mananapi maka bersepakatlah mereka untuk membunuhnya. Diaturlah siasat. Seorang di antara mereka memanjat kelapa dan seorang lagi menghubungi ikan kowoboi (ikan berduri yang biasanya hidup di batu-batu karang). Selesai mengatur siasat mereka mengundang Mananapi ke muara sungai. Setibanya di muara sungai kelapapun dipanjat. Buah kelapa berjatuhan di permukaan air. Seperti biasa tanpa disuruh, Mananapi langsung terjun ke air dan mengejar buah kelapa yang hanyut. Tetapi sebelum kelapa diraih oleh Mananapi, ikan kowoboi telah merobek perutnya. Usus Mananapi terburai keluar dan matilah ia ketika itu juga.
Kematian Mananapi terdengar oleh orang tuanya. Ibu mereka sangat marah dan dikutukinyalah anak-anaknya yang masih hidup,. Tetapi si suami menasehati istrinya untuk tidak mengutuki anak-anaknya yang masih hidup. Siwerere Numur bertambah marah sehingga terjadilah pertengkaran yang disusul pula dengan perceraian. Makiwa Samur pun mengikuti orang tuanya Si Worai dan Siwerere Numur mengikuti orang tuanya si Sembai. Sejak perceraian itu mereka tak pernah bertemu lagi. Oleh karena itu, pada pagi hari Makiwa Samur muncul di sebelah timur dan Siwerere berada di sebelah barat.
Posting Komentar
Posting Komentar