Cerita Rakyat Yapen Selatan - Arong Manamumpi


ARONG MANAMUMPI
(Yapen Selatan)

Pada sebuah bukit di sebelah kampung Mariarotu terdapat sebuah goa besar. Dahulu di bukit ini sering terlihat seorang manusia dengan dada berbulu lebat. Orang-orang sekitar itu menamainya Arong Nanamumpi atau si Dada Berbulu. Tak seorangpun di Mariaroti yang tahu tentang asal usul Arong Nanamumpi. Tetapi para orang tua yakin bahwa dia adalah jin, sehingga mereka menasihati anak-anaknya supaya selalu menjauhi bukit yang berjin itu.

Suatu hari ketika semua orang tua sedang ke kebun dan ke laut memancing ikan, si Fibobi mengajak teman-temannya laki-laki dan perempuan untuk menari dan menyanyi di goa itu. Fibobi menganggap tempat itu sangat aman dan tidak mungkin didatangi oleh orang tua mereka. Di situ mereka dapat berbuat apa saja sesuka hatinya.

Setelah menghiasi tubuh mereka dengan daun-daun dan sambil memegang tifanya masing-masing, berangkatlah mereka berpasang-pasangan ke goa itu.
Setibanya di goa tifapun dibunyikan dan mulailah mereka menari. Tarian mereka makin lama makin cepat dan ketika mereka menarikan tarian ini dengan penuh semangat, maka terbangunlah Arong Nanamumpi dari tidurnya. Ketika sadar dari tidurnya dia mencari dari arah mana datangnya suara-suara ramai yang telah membangunkannya. Setelah mengetahui dari mana datangnya suara ramai itu, tampaklah olehnya sekelompok anak muda yang sedang menari dan menyanyi.

Dengan geram dan marah dia diam-diam naik ke atas bukit, kemudian dengan sekuat tenaga ia menghetakan kakinya ke tanah sehingga runtuhlah bukit itu menindih semua anak-anak yang sedang menari dan menyanyi.

Di senja hari pulanglah para orang tua dari pencahariannya masing-masing ke kampung. Ibu Fibobi memanggil semua anaknya untuk makan. Ibu Fibobi menanyakan ke mana perginya si Fibobi tetapi saudara-saudaranya tidak mengetahui.

Sesaat kemudian seluruh penduduk kampung menjadi gempar karena telah mengetahui ada beberapa anak muda hilang. Semua penduduk kampung Mariarotu membawa suluh berjalan kian ke mari mencari anak-anak yang hilang. Tetapi setelah berusaha mencari sampai pagi belum ada seorang anak yang diketemukan. Para orang tua kemudian berkumpul dan berunding untuk pergi ke bukit, tempat tinggal Arong Nanamumpi. Menurut anggapan mereka, anak-anak ini telah diganggu oleh Arong Nanamumpi. Berangkatlah para orang tua ke tempat Arong Nanamumpi dan di sana ternyata bukit telah runtuh. Runtuhan bukit digali beramai-ramai dan tak lama kemudian kelihatanlah daun-daun penghias tubuh anak-anak itu berserakan.

Penggalian diteruskan dan tiada berapa lama kemudian diketemukan pula tifa. Kini jelas bagi mereka bahwa anak-anaknya telah ditindih reruntuhan tanah bukit yang dihentakkan Arong Nanamumpi. Mereka menyadari bahwa manusia tidak mungkin dapat meruntuhkan tanah yang begitu besar. Pencarian mayat anak-anak yang lain tidak dapat dilanjutkan karena timbunan tanah sangat tebal.

Oleh karena cinta orang-orang tua ini sangat besar terhadap anak-anaknya, sehingga mereka tidak segera pulang ke kampung tetapi meratap di pinggir goa. Pikiran mereka, andainya orang tua mengetahui rencana anak-anak muda ini pasti akan dihalangi apalagi kepergiannya berpasang-pasangan.

Demikianlah, akibatnya kalau anak-anak tidak mendengar nasihat orang tuanya.

West Papuan
Ayah dari dua anak, menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter